...

7 views

membara


***

Di ladang sunyi tak bernama, dalam tubuh lelah berbalut peluh cinta, kusandarkan rinduku pada kaki pohon dan belaian angin.

***

Biarlah aku tetap menjadi aku, dan biarlah ladang ini menjadi tempat kesepianku berlarian mengejar rindunya sendiri.

***

Apa yang lebih indah dari sunyi, ketika aku seorang diri, dan tiba-tiba puisi datang merobek isi kepala, mengeluarkan segala luka. Apa kabar luka, masihkah kau tersimpan rapi dalam senyum pura-pura.

***

Cinta memekarkan payung untuk kita, melindungi rindu dari ngilu yang dihujankan waktu.

***

Suatu saat nanti akan ada satu musim, di mana kita merindukan suara hujan, angin basah, dan pelukan-pelukan di bawah satu payung.

***

Sediakan payung karena kita tak pernah tahu kapan cinta akan mendung.

***

Jatuh cinta, umpama sebuah musim yang basah.
Dinanti-nanti, lalu menepi untuk payung dan mantel parasut, lalu pulang dan jatuh sakit.

***

Kita merekam perjalanan dari sunyi ke bunyi, dari nyanyi ke nyeri
Suara langkah kaki, jejak kaki yang pergi
Hujan, menjatuhkan puisi
Di sini, tak henti-henti.

***
© fiero