...

7 views

Menjadi Orang Bersama Dayak Kenya da Punan Kota Malinau
Hampir 1,5 (satu setengah) tahun mondar-mandir untuk menyelesaikan pekerjaan di Area Kalimantan Timur, ada beberapa kejadian yang sangat menarik di sana, kebetulan lapisan tanah yang ada dilokasi Tanjung Nanga, Malinau, kandungan tanahnya terdiri batuan kecil kecil dan kebanyakan tanah yang berlapis dan mengandung lapisan batubara ada yang masih muda dan ada yang sudah tua karena sudah terproses pada endapan yang telah lama terkubur, dalam lapisan tanah hasil soundir tersebut dari hasil konsultan gambar keluarnya harus memakai bor file pada setiap tapak ada 4 lobang dan 4 kaki, dengan kedalaman 12 meter panjangnya jadi [APD) sudah release dan sudah ditanda tangan.

Type Pekerjaan Memasang
Pemancar Relay Besar Televisi Republik Indonesia.
Disemua Perbatasan Dengan Negara Malaysia di Kalimantan.

WasPang
PT. QDC Technologies

Dalam pelaksanaam pekerjaan karena pada lokasi tersebut sulit menemukan alat bor jadi di coba memakai manual dengan bambu dan disana bambu juga sangat sulit jadi di akalin memakai besi si las dimodifikasi dengan berbentuk cakar dibawahnya setelah dicoba tetap tidak bisa karena tanah disana mengandung batuan kerikil kecil-kecil akhirnya berusaha mencari bambu tapi disambung dengan pipe besi menjadi alat konvensional biasa kalau orang menggali tanah, memang lama tapi pasti karena diameneter kurang lebih 25 cm, pada saat penggalian ada tiga lobang yang berbeda yang sangat susah sudah 3 hari dalamnya hanya dapat 1 meter terus tidak menambah, saya sarankan untuk mecari lobang yang termudah dahulu supaya tenaga dan pikiran tidak menjadi cape dan jenuh, dan seterusnya saya suruhlan bawakan air putih untuk dikucurkan kepada tiga lobang tersebut, akhirnya yang tadinya sulit malah lebih cepat dari yang lobang-lobang yang lainnya.

Ada satu orang pekerja yang tidak fokus dalam pekerjaannya dikarenakan di rumahnya ada Masalah anaknya si kampung apabila habis dari belakang rumah kesurupan terus jadi sibuk telephonnan terus sama anaknya yang bertempat tinggal di Lampung, saya janjikan nanti malam kita obati dengan jarak jauh supaya cepat sembuh dan tidak menggangu yang lagi pada pekerjaan.

Setelah mengerjakan Cor tapak dan pondasi kebetulan perbekalan dari para tukang juga kehabisan (sambil menunggu kering coran 6 hari) dan dia mau titip lauk pauk kalau saya menuju ke kota Malinau karena dari Tanjung Nanga ke Malinau lumayan ongkosnya mahal jadi saya sendiri selama 5 hari nginap di Malinau ya hitung-hitung istirahat, maka besok pagi kami siap-siap untuk berangkat ke kota Malinau.

Cerita diperjalanan darat karena saya biasa risih sama orang dari kampung ke kota biasanya suka ada saja yang mabok didalam mobil, karena mereka terbiasa naik perahu kalaupun muntah jadi langsung ke air, katena itu saya biasa memilih didepan (alasan tidak kena debu, dan tidak lihat yang mabok) akan tetapi di depan sudah ada orang yang sudah mesan terlebih dahulu kata sopir taxi, jadi mungkin keluarganya orang terpandang disana, ya saya terpaksa duduk di paling belakang biar tidak sumpek, katena taxi disana banyak yang memakai mobil bak yang pakai tudung, tapi pada saat itu selama perjalanan saya ngombrol terus dengan para tetua disana selama perjalanan, kok si Bapak yang diajak bicara semua kaya begitu sangat mengenal lebih lama dengan saya, jadi lebih dari seumpama seorang teman yang sangat akrab dengan kejadian tersebut, merasakan sangat dihormati dan terasa di seorang manusiakan lebih dari seorang sahabat, diantaranya seolah-olah orang yang dihadapkan mengetahui saya biasa mengobati, mereka menyebut saya menyangka dari Banten, dan mereka tahu tentang sejarah Banten juga rupanya, mereka sedang membicarakan tentang kebaikan dsb, hampir saya sedikit rada kikuk menghadapi si Bapak dari Dayak Kenya dan Dayak Punan [kalau tidak salah].

Karena di Area perbatasan Link tapal batas lagi ada rajia besar-besaran pada kendaraan dan jenis kendaraan apapun saat itu, rajianya mungkin gabungan dari semua kesatuan Tentara Perbatasan dan Departemen terkait semua ikut serta turun, mobil kita juga ikut diperiksa semua tapi ada seseorang memyapa saya, dan sebetulnya tidak mengenal orang tersebut, sahutan orang itu dengan memanggil oh Pak Jaja ya, sampai-sampai rombongan BPK Pusat dan Orang Dirjen PUM yang ada di dalam mobil jadi pada bilang wah Pak Jaja disini sudah dikenal baik, padahal.saya pribadi tidak begitu kenal dengan yang memanggil tadi.

Itu menjadi kumgkinan bahwa disana kita menjadi orang yang baru, tapi sedangkan mereka sangat mengenal kepada kita, karena saya sendiri tidak bisa cepet menghapal orang dalam jangka waktu pendek untuk dapat mengenal lebih dekat orang yang berada disekitar kita.

Jadi ditarik kesimpulan akhir dari hasil pembicaraan tersebut seolah saya merasa jadi dimanusiakan selama perjalanan di dalam mobil taxi itu, alias bahasa melownya saya lagi happy pada saat itu merasa sedang menjadi pribadi yang lagi sangat dihargai, ataukah mungkin ada seseorang yang sudah di tolong oleh saya mereka ini sudah dikasih tahu sebelumnya, Ataukah mungkin ini saudaranya yang pernah ditolong oleh saya, tapi itu semua tidak mungkin karena saya baru ketemu saat itu, atau yang sangat memungkinkan Bapak dihadapan saya ini orang yang sakti atau pandai jadi secara tidak langsung dia mengetahui isi hati saya, itu merupakan inti dari sebuah kemungkinannya yang paling terakhir, wa Allahu A'lam bi sowab.


Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir
Salam Silih Asah, Asih dan Asuh
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.