...

5 views

hutan kuburan "liburan ke hutan misterius" oleh hartopo ke-5 (3/7)
Genta dan Ari saling pandang tanpa arti tidak menyalahkan apalagi memuji, kemudian keduanya tertunduk juga tanpa arti apakah mereka sedih ataupun senang dengan kondisi mereka sekarang. Ari menghela napas pasrah sambil mengelus-elus bahu Vyna.
“Sudahlah, sayang. biarkan Nada menikmati pilihannya itu” ucap Ari pasrah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa yang ada dikepalanya hanyalah bagaimana caranya mengusir rasa sedih yang sedang dirasakan oleh gadis pujaan hatinya setelah kepergian Nada.

Rout dan Jimmi sedang berjalan kaki dibawah panasnya siang bolong. Keduanya tidak bicara sepatah katapun. Rout yang dikenal biasa melucu walaupun sering terasa menyebalkan sempat membuat Jimmi merasa ada yang lain setelah menyaksikan Rout diam sejak tadi. Jimmi memandang heran pada rekannya itu. Rout berjalan tertunduk dan murung. Menyadari hal itu Jimmi yang sudah mengetahui kalau siang itu sinar matahari sangat panas pun spontan memandang ke langit. Tidak dapat dipungkiri belum juga sampai 3 detik memandang kelangit Jimmi kembali menunduk dan menyadari pandangan matanya sudah gelap karena baru saja merasakan silau oleh pancaran cahaya matahari. Jimmi merasa heran dan terus berpikir.
“Rout kenapa ya ? kok mukanya begitu ?” tanya Jimmi dalam hati merasa heran dengan sikap temannya yang dianggapnya tidak biasa itu.
Karena belum puas Jimmi kembali memandang Rout.
“kalau dipikir-pikir memang mukanya begitu dan sejak dulu memang tidak ada ganteng-gantengnya sama sekali, tapi kenapa mukanya malah tambah hancur gitu ya ?” lanjut Jimmi merasa masih penasaran dengan apa yang terjadi dengan rekannya itu.
Jimmi yang masih belum puas dengan pertanyaan dan jawabannya sendiri itu kembali memandang Rout, namun begitu memandang kearah yang dimaksud secara bersamaan dan tiba-tiba Rout juga memandang kearahnya. Alhasil Jimmi jadi sangat kaget.
“astaghfirullahuladzim....” ucap Jimmi sangat kaget sambil memegang dadanya tepat disebelah jantungnya berada. Jimmi merasa jantungnya mau copot karena begitu mendadaknya bertatapan muka dengan Rout yang menurutnya hancur itu.
Rout kembali tertunduk dan kembali murung. Jimmi menghela napas dan tambah penasaran.
“atau karena siang ini terlalu panas sehingga wajahnya tambah hancur ? atau karena dia membenci sesuatu dariku ya ?” kembali Jimmi bertanya-tanya tentang perubahan rekannya itu kepada dirinya sendiri.
Rout...