hutan kuburan "liburan ke hutan misterius" oleh hartopo ke-5 (2/7)
Tampak gelagat aneh yang ditunjukkan Nada pengaruh dari ancaman ketiga perampok itu. Nada gelisah dan terus berpikir. Ari, Vyna dan Genta menyadari hal itu. Ketiganya curiga
“Gunakan sisa waktu kalian sebaik mungkin, karena besok pagi kalian akan tamat” ancam Perampok 1 yang sama sekali tidak memberikan toleransi waktu kepada mereka untuk berpikir dengan matang.
Perampok 1 tertawa disusul dua perampok lainnya yang juga ikut tertawa. Vyna, Ari dan Genta kaget dan saling pandang, sebaliknya Nada tetap tertunduk dan terus berpikir.
“aku tidak mau mati” ucap Nada yang terdengar sayup-sayup dan sangat pelan, namun Vyna, Ari dan Genta yang berada disampingnya mendengar ucapan itu dengan sangat jelas.
Vyna, Ari dan Genta saling pandang khawatir lalu mereka memandang Nada.
“kamu jangan berpikir gegabah Nada” ucap Ari mengingatkan Nada agar pikir-pikir lagi sebelum mengambil keputusan.
Nada memandang Vyna, Ari dan Genta sejenak tanpa ekspresi lalu memandang ketiga perampok yang sudah menjauh itu. Nada menghela napas yakin dan bergegas menghampiri pintu jeruji besi.
“Tunggu !” panggil Nada merasa sangat yakin.
“sadar Nada ! sadar !” pinta Ari kembali mengingatkan.
“aku tidak mau mati !” sahut Nada kembali mengulang kalimat yang sama bermaksud menghipnotis pikirannya sekaligus memberitahukan tekat bulatnya kepada teman-temannya.
Vyna, Ari dan Genta memandang Nada penuh tanda tanya tentang apa sebenarnya tujuan dirinya memanggil perampok-perampok itu. Vyna, Ari, Genta memandang Nada panik. Disisi lain ketiga perampok bertopeng itu spontan menghentikan langkah kaki mereka lalu saling pandang dengan sorot mata puas. Ketiga perampok itu menoleh pasti kearah Nada. Nada tertunduk dan merasa ragu, lalu Nada kembali memandang ketiga perampok yang masih memandangnya, namun kali ini menatap dengan ekspresi wajah yakin 100%.
“Aku mau bergabung dengan kalian !” ucap Nada nekat dan sangat meyakinkan.
Ari, Genta, Vyna tidak terima dengan pilihan Nada dan mereka berusaha menghalangi keinginan Nada dengan cara berdiri disekeliling Nada sambil memegangi tangan Nada.
“aku tidak mau mati !” teriak Nada merasa stress dengan pilihan yang tidak pernah bisa ditentukannya antara hidup dijeruji besi sebagai tahanan yang kemudian dibunuh atau bergabung dengan mereka yang sekaligus berpisah dengan teman-teman terbaiknya selama ini karena...
“Gunakan sisa waktu kalian sebaik mungkin, karena besok pagi kalian akan tamat” ancam Perampok 1 yang sama sekali tidak memberikan toleransi waktu kepada mereka untuk berpikir dengan matang.
Perampok 1 tertawa disusul dua perampok lainnya yang juga ikut tertawa. Vyna, Ari dan Genta kaget dan saling pandang, sebaliknya Nada tetap tertunduk dan terus berpikir.
“aku tidak mau mati” ucap Nada yang terdengar sayup-sayup dan sangat pelan, namun Vyna, Ari dan Genta yang berada disampingnya mendengar ucapan itu dengan sangat jelas.
Vyna, Ari dan Genta saling pandang khawatir lalu mereka memandang Nada.
“kamu jangan berpikir gegabah Nada” ucap Ari mengingatkan Nada agar pikir-pikir lagi sebelum mengambil keputusan.
Nada memandang Vyna, Ari dan Genta sejenak tanpa ekspresi lalu memandang ketiga perampok yang sudah menjauh itu. Nada menghela napas yakin dan bergegas menghampiri pintu jeruji besi.
“Tunggu !” panggil Nada merasa sangat yakin.
“sadar Nada ! sadar !” pinta Ari kembali mengingatkan.
“aku tidak mau mati !” sahut Nada kembali mengulang kalimat yang sama bermaksud menghipnotis pikirannya sekaligus memberitahukan tekat bulatnya kepada teman-temannya.
Vyna, Ari dan Genta memandang Nada penuh tanda tanya tentang apa sebenarnya tujuan dirinya memanggil perampok-perampok itu. Vyna, Ari, Genta memandang Nada panik. Disisi lain ketiga perampok bertopeng itu spontan menghentikan langkah kaki mereka lalu saling pandang dengan sorot mata puas. Ketiga perampok itu menoleh pasti kearah Nada. Nada tertunduk dan merasa ragu, lalu Nada kembali memandang ketiga perampok yang masih memandangnya, namun kali ini menatap dengan ekspresi wajah yakin 100%.
“Aku mau bergabung dengan kalian !” ucap Nada nekat dan sangat meyakinkan.
Ari, Genta, Vyna tidak terima dengan pilihan Nada dan mereka berusaha menghalangi keinginan Nada dengan cara berdiri disekeliling Nada sambil memegangi tangan Nada.
“aku tidak mau mati !” teriak Nada merasa stress dengan pilihan yang tidak pernah bisa ditentukannya antara hidup dijeruji besi sebagai tahanan yang kemudian dibunuh atau bergabung dengan mereka yang sekaligus berpisah dengan teman-teman terbaiknya selama ini karena...