hutan kuburan "liburan ke hutan misterius" oleh hartopo ke-6 (4/5)
“maafkan aku kawan, aku hanya bisa berdoa, semoga besok pagi kamu tetap sehat dan pada saat warga desa menemukanmu, mereka akan membawamu pulang” ucap Ari bicara dalam hati pasrah dan sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Ari berusaha sekuat tenaga meraih tubuh Vyna dan membawanya agar mereka tetap terus melangkah.
Malam kian merambah masuk kedalam wilayahnya yang lebih dalam. Sunyinya malam kian terdengar dan sangat terasa. Sekeliling mereka sangat sepi dari aktivitas warga. Pak lurah dan pak ustadz sedang duduk santai dikursi tamu rumah pak lurah.
“bagaimana menurut pak lurah tentang kabar sebuah mobil yang diparkir disamping rumah Pak tua itu ? beberapa hari ini mobil itu sudah menjadi virral dan menjadi perbincangan hangat didesa kita ini. Saya sampai bosan mendengarnya, hampir disetiap tempat berkumpul orang-orang sibuk membicarakannya” ucap pak ustadz terheran-heran.
“iya pak ustadz, saya juga pernah mendengarnya, saya pikir itu hanya obrolan kosong warga kita aja, maklum didesa kita ini kan salah lihat itu hal yang biasa. Apa pak ustadz sudah pernah melihatnya ?” sambut pak lurah nyambung
“belum pak lurah”
Pak lurah tersenyum “sama. Saya juga belum”
Keduanya tertawa ringan. Keduanya terdiam cukup lama. Pak lurah dan pak ustadz sedang memikirkan sesuatu yang sangat serius.
“firasat saya mengatakan, kali ini hutan itu kembali memakan korban loh pak lurah” ucap pak ustadz serius dan merasakan ada yang lain dengan tanda-tanda pada malam peringatan kejadian pembunuhan massal dihutan yang terkenal menakutkan itu.
Pak lurah manggut-manggut. Keduanya kembali terdiam. Pak lurah dan pak ustadz tiba-tiba tersentak kaget dan saling pandang. Kedua nya teringat sesuatu.
“pemilik mobil itu pak !” ucap pak lurah dan pak ustadz bersamaan seolah keduanya merasakan hal yang sama.
“iya juga ya, tapi seingat saya beberapa hari ini belum ada juga sih orang luar yang datang melapor ke saya ?”
Keduanya kembali terdiam dan berpikir serius dengan wajah khawatir.
Malam kian larut. Ari dan Vyna masih berada dihutan yang sama namun bedanya disini pepohonan rindang lebih banyak dari sebelumnya dan suara serangga pun lebih ramai terdengar. Ari dan Vyna tergeletak tak berdaya diatas tanah setelah beberapa kali Ari memaksakan diri untuk terus melanjutkan perjalanan. Ari memandang wajah Vyna yang sudah tidak sadarkan diri sejak tadi. Ari sudah pasrah dengan...
Ari berusaha sekuat tenaga meraih tubuh Vyna dan membawanya agar mereka tetap terus melangkah.
Malam kian merambah masuk kedalam wilayahnya yang lebih dalam. Sunyinya malam kian terdengar dan sangat terasa. Sekeliling mereka sangat sepi dari aktivitas warga. Pak lurah dan pak ustadz sedang duduk santai dikursi tamu rumah pak lurah.
“bagaimana menurut pak lurah tentang kabar sebuah mobil yang diparkir disamping rumah Pak tua itu ? beberapa hari ini mobil itu sudah menjadi virral dan menjadi perbincangan hangat didesa kita ini. Saya sampai bosan mendengarnya, hampir disetiap tempat berkumpul orang-orang sibuk membicarakannya” ucap pak ustadz terheran-heran.
“iya pak ustadz, saya juga pernah mendengarnya, saya pikir itu hanya obrolan kosong warga kita aja, maklum didesa kita ini kan salah lihat itu hal yang biasa. Apa pak ustadz sudah pernah melihatnya ?” sambut pak lurah nyambung
“belum pak lurah”
Pak lurah tersenyum “sama. Saya juga belum”
Keduanya tertawa ringan. Keduanya terdiam cukup lama. Pak lurah dan pak ustadz sedang memikirkan sesuatu yang sangat serius.
“firasat saya mengatakan, kali ini hutan itu kembali memakan korban loh pak lurah” ucap pak ustadz serius dan merasakan ada yang lain dengan tanda-tanda pada malam peringatan kejadian pembunuhan massal dihutan yang terkenal menakutkan itu.
Pak lurah manggut-manggut. Keduanya kembali terdiam. Pak lurah dan pak ustadz tiba-tiba tersentak kaget dan saling pandang. Kedua nya teringat sesuatu.
“pemilik mobil itu pak !” ucap pak lurah dan pak ustadz bersamaan seolah keduanya merasakan hal yang sama.
“iya juga ya, tapi seingat saya beberapa hari ini belum ada juga sih orang luar yang datang melapor ke saya ?”
Keduanya kembali terdiam dan berpikir serius dengan wajah khawatir.
Malam kian larut. Ari dan Vyna masih berada dihutan yang sama namun bedanya disini pepohonan rindang lebih banyak dari sebelumnya dan suara serangga pun lebih ramai terdengar. Ari dan Vyna tergeletak tak berdaya diatas tanah setelah beberapa kali Ari memaksakan diri untuk terus melanjutkan perjalanan. Ari memandang wajah Vyna yang sudah tidak sadarkan diri sejak tadi. Ari sudah pasrah dengan...