...

10 views

hutan kuburan "liburan ke hutan misterius" oleh hartopo ke-4 (3/3)
Pemandangan malam yang sangat menakutkan. Suasana desa ditengah hutan yang seharusnya sunyi sepi menjadi gaduh dan memilukan. Pasar malam yang sebelumnya sangat dibanggakan kehadirannya sudah tidak seperti pasar lagi persis seperti tempat tauran dua belah pihak yang kekuatannya tidak seimbang sama sekali. Pembunuhan massal masih berlangsung disini. Perampok-perampok bertopeng itu masih berburu warga yang harus mereka bunuh. Tidak ada yang tahu apa motif pembunuhan yang mereka lakukan. Mayat-mayat warga yang tidak berdosa berserakan dimana-mana dengan tubuh yang bersimbah darah, Teriakan histeris warga yang ketakutan masih terdengar dimana-mana. Genta, Riky, Nada, Vyna dan Ari masih diam terpaku didalam salah satu warung. Mereka merasa dipaksa harus menyaksikan pemandangan yang tidak pantas untuk dilihat itu. Genta, Riky, Nada, Vyna dan Ari merasa seperti sapi potong yang diikat ditiang dan hanya tinggal menunggu waktu giliran disembelih. Mereka merasa bahwa mereka sebenarnya bisa berbuat tapi kenyataan tidak berbuat apa-apa. Genta mulai merasa gelisah
“Jangan-jangan kita juga akan jadi sasaran mereka setelah ini” keluh Genta merasa khawatir dan mulai merasa takut.
Nada, Vyna dan Ari menoleh Genta dan lalu mereka saling pandang setelah mendengar kalimat itu. Riky yang memang memiliki beladiri Judo sabuk hitam merasa tidak biasa hanya diam ditengah orang lain memerlukan bantuannya. Riky sangat geregetan. Otot-otot tubuhnya mengencang, tinjunya mengepal sangat kencang. Otot-otot wajahnya yang mengencang sangat menakutkan. Sorot matanya penuh dendam dan menatap tajam pada perampok-perampok bertopeng itu.
“kurang ajar, aku habisi mereka semua !” ucap Riky penuh emosi. Riky melangkah pasti dan menggebu-gebu untuk menggebuk satu demi satu perampok-perampok yang menjadi sampah dimatanya itu.
“sabar Rik, semua ini pasti akan selesai dan pasti akan berlalu begitu saja” cegah Ari berusaha menyadarkan Riky agar membuka mata dan melihat semua pemandangan dengan nalar bukan dengan emosi.
Genta, Nada, Vyna dan Ari berusaha menghalangi Riky dengan menarik bagian anggota tubuhnya namun emosi Riky yang sudah meledak-ledak mengalahkan tenaga mereka satu persatu
“jangan Riky, kamu bisa terbunuh !” teriak Nada tidak terima dengan tindakan konyol yang akan diambil Riky
Riky terus melangkah menghampiri perampok-perampok bertopeng itu. Sesampainya didekat perampok-perampok bertopeng itu Riky dengan sigap penuh tehnik menyerang dan terukur menyerang satu persatu dari mereka. Vyna, Ari, Nada dan Genta kaget menyadari aksi nekat Riky itu. Riky membuktikan keahliannya dalam beladiri Judo dan menghajar satu demi satu dari musuh-musuhnya itu hingga tewas. Bukan hanya satu bahkan Riky membunuh perampok lainnya yang berusaha menyerangnya bersamaan. Riky juga membunuh perampok-perampok bertopeng itu dengan golok yang dibawa mereka sendiri. Genta, Nada, Vyna dan Ari hanya terkesima melihat aksi Riky yang begitu memukau itu, namun perlahan-lahan pemandangan itu bertambah tidak nyaman dimata Vyna, Ari, Nada dan Genta. Dari jumlah yang dilumpuhkan Riky seakan berkembang biak dengan jumlah yang selalu bertambah dua kali lipat. Dimulai dari satu lawan satu dengan hasil Riky menang, kemudian muncul dua orang juga Riky menang, kemudian muncul empat juga dengan hasil Riky menang, kemudian muncul delapan perampok Riky juga tetap menang namun stamina Riky sudah melorot dan sudah mulai kewalahan bahkan Riky sempat terkena sabetan golok perampok-perampok itu. Riky mulai sempoyongan karena kehabisan tenaga dan berusaha mencari...