TIGA (3/3)

“Tidak ada satu orang pun dari perampok-perampok itu yang masih hidup malam itu” ucap Pak tua menutup ceritanya. Sorot mata Pak tua mengatakan kalau dirinya merasa sangat puas dengan adanya serangan balasan itu.
Semuanya terdiam cukup lama. Ari, Vyna, Genta, Nada dan Riky tertunduk tanpa arti keculi ekspresi wajah lelah yang tampak jelas dan tidak bisa mereka sembunyikan dari siapapun. Pak tua memandang mereka satu persatu. Ari, Vyna, Genta, Nada dan Riky sempat membalas tatapan penuh tanya Pak tua namun mereka kembali tertunduk
“Sebenarnya apa tujuan kalian kemari nak ?” tanya Pak tua penasaran dengan nada santun.
Ari, Vyna, Genta, Nada dan Riky saling pandang seolah mereka saling bertanya siapa yang akan menjawab pertanyaan itu, namun tidak ada yang bisa segera menjawabnya.
“kedatangan kami kemari untuk berlibur kek” jawab Riky tegas tanpa ditutup-tutupi.
Pak tua kaget mendengarnya, walau setelah itu ia hanya tersenyum berat menandakan kalau kedatangan mereka kemari sangat riskan dan membahayakan nyawa mereka.
“baiklah. Kakek hanya mau berpesan satu hal kepada kalian” lanjut Pak tua dengan nada penuh tanda tanya bagi siapa saja yang mendengarnya
Pesan Pak tua disambut beragam oleh mereka. Genta, Nada dan Riky menganggapnya adalah tantangan yang harus dicari jawabannya, sedangkan Ari cenderung menganggapnya sebagai hadiah yang harus dijaga dan diikuti setiap detil pesannya, adapun bagi Vyna itu adalah hal yang menakutkan dan ia hanya bisa pasrah dengan apapun yang akan terjadi.
“apa itu kek ?” tanya Ari sudah tidak sabar ingin mendengar pesan itu
“Selama kalian disana nanti, jangan lupa untuk memilih jalan tersulit dari jalan-jalan yang akan kalian temui” tambah Pak tua menyampaikan pesan seperti mendikte perjalanan...