...

5 views

otak
Begitu kecil, Tak tampak seperti sebuah benda penyimpan memori, Pencipta hal besar, Perusak ulung yang kejam, Setiap denyutnya,

Setiap ruangnya, Selalu menyimpan misteri, Selalu samar untuk terterka, Setiap aliran dalam desahnya,

Menghembuskan amarah, Setiap denyut ototnya, Mengusik emosi mengguncah, Melahirkan sedetik tindakan tak terduga, Menutup semenit naluri yang tebuka,

Membongkar bongkahan emosi durjana, Merobohkan ketabahan sanubari yang bijaksana, Seketika itu, Suasana semakin tak tertuju,
Sang moderator mengucap tak tentu,

Berucap tak tersaring kalbu, Setelah itu, Kejadian yang tak pernah terfikir menyeruak, Sang lidah mengindahkan imbauan benak,

Membabi buta dengan suara yang keras lagi membentak, Pada saat itu, Emosi bergerak, Lidah bekerja lebih cepat dari akal, Dan,

Tindakan semakin keluar dari lingkaran nurani, Seperti itu lah keadaan emosi, Dimana nurani semakin terbenam oleh hasutan lidah,

Tindakan bergerak tanpa melewati akal, Jagalah lidahmu setelah kau bersihkan hatimu, Satukan keduanya dengan implikasi tindakan yang baik,

Karena orang yang paling kuat bukanlah orang yang merobohkan ribuan musuhnya, Melainkan orang yang mampu mengendalikan emosi dan nafsunya sendiri,


© fiero wazir ahmad