hutan kuburan "liburan ke hutan misterius" oleh hartopo ke-7 (2/2)
Rout melambaikan tangan kearah Jimmi bermaksud mengajak Jimmi mendekatinya. Jimmi menyadari hal itu “apalagi !” teriak Jimmi malas
“ada orangnya !” balas Rout juga dengan berteriak
Jimmi menghela napas lalu berlari menghampiri Rout. Sesampainya ditempat itu Jimmi dan Rout bersama-sama membalikkan tubuh orang berjaket baru itu. Alangkah kagetnya dua sekawan itu menyadari kalau orang berjaket itu ternyata sudah meninggal dengan wajah berwarna biru. Rout dan Jimmi saling pandang. Keduanya saling bertanya satu sama lain dan saling menjawab tidak tahu dengan menggunakan bahasa isyarat seolah bicara menggunakan mulut itu dilarang. Dua orang yang aneh memang. Rout dan Jimmi memandangi wajah mayat itu baik-baik. Itu adalah mayat Riky yang mati terbunuh beberapa hari yang lalu pada peringatan malam pembunuhan massal dihutan itu.
Suasana jalanan yang sepi. Malam yang gelap. Seperti sedia kala langit tampak sangat indah ditaburi banyak bintang. Vyna dan Ari sedang didalam mobil yang berjalan dengan kecepatan sedang. Ari menyetir mobil. Ari berpenampilan biasa namun tampak sekali pakaian yang dikenakannya itu sangat serasi dengan wajahnya dan membuat wajahnya tambah enak untuk selalu dipandang, sebaliknya Vyna juga demikian dengan wajahnya yang cantik pakaian sederhana pun tidak mengurangi pancaran cantik wajahnya apalagi pakaian yang ia gunakan berwarna terang cocok sekali untuk seorang gadis berkulit cerah seperti dirinya. Mereka baru pulang dari jalan-jalan. Ari sedang marah. Vyna menatap malas padanya.
“Iya deh, aku mengaku salah” ucap Vyna merasa sebel karena ia selalu saja mengalah.
Tanpa sepengetahuannya Ari tersenyum dan berusaha keras menahan tawa. Vyna cemberut memandang kedepan dan merasa tidak terima kalau dirinya terus yang dianggap bersalah.
“Makanya jangan terlalu manja jadi cewek” ucap Ari dengan nada tambah menyalahkan.
Vyna masih cemberut karena tidak...
“ada orangnya !” balas Rout juga dengan berteriak
Jimmi menghela napas lalu berlari menghampiri Rout. Sesampainya ditempat itu Jimmi dan Rout bersama-sama membalikkan tubuh orang berjaket baru itu. Alangkah kagetnya dua sekawan itu menyadari kalau orang berjaket itu ternyata sudah meninggal dengan wajah berwarna biru. Rout dan Jimmi saling pandang. Keduanya saling bertanya satu sama lain dan saling menjawab tidak tahu dengan menggunakan bahasa isyarat seolah bicara menggunakan mulut itu dilarang. Dua orang yang aneh memang. Rout dan Jimmi memandangi wajah mayat itu baik-baik. Itu adalah mayat Riky yang mati terbunuh beberapa hari yang lalu pada peringatan malam pembunuhan massal dihutan itu.
Suasana jalanan yang sepi. Malam yang gelap. Seperti sedia kala langit tampak sangat indah ditaburi banyak bintang. Vyna dan Ari sedang didalam mobil yang berjalan dengan kecepatan sedang. Ari menyetir mobil. Ari berpenampilan biasa namun tampak sekali pakaian yang dikenakannya itu sangat serasi dengan wajahnya dan membuat wajahnya tambah enak untuk selalu dipandang, sebaliknya Vyna juga demikian dengan wajahnya yang cantik pakaian sederhana pun tidak mengurangi pancaran cantik wajahnya apalagi pakaian yang ia gunakan berwarna terang cocok sekali untuk seorang gadis berkulit cerah seperti dirinya. Mereka baru pulang dari jalan-jalan. Ari sedang marah. Vyna menatap malas padanya.
“Iya deh, aku mengaku salah” ucap Vyna merasa sebel karena ia selalu saja mengalah.
Tanpa sepengetahuannya Ari tersenyum dan berusaha keras menahan tawa. Vyna cemberut memandang kedepan dan merasa tidak terima kalau dirinya terus yang dianggap bersalah.
“Makanya jangan terlalu manja jadi cewek” ucap Ari dengan nada tambah menyalahkan.
Vyna masih cemberut karena tidak...