...

5 views

hutan kuburan "liburan ke hutan misterius" oleh hartopo ke-5 (1/7)
LIMA

Matahari pagi yang hangat. Langit diupuk timur sangat cerah dan bersih. Gumpalan-gumpalan awan tipis yang menghiasi hamparan langit begitu indah. Pak lurah dan pak ustadz sedang serius ngobrol diruang tamu rumah pak lurah. Dimeja tamu telah tersaji dua cangkir teh hangat. Cangkir teh terbuat dari kaca bening sangat serasi dengan warna warni natural kudapan buatan sendiri. Walaupun keduanya sedang ngobrol serius sesekali mereka tertawa seperti sedang ngobrol santai dan penuh canda. Pak lurah berpakaian dinas kelurahan sedangkan pak ustadz seperti ciri khasnya selalu berpakaian muslim hanya saja ustadz muda ini selalu menggunakan pakaian kemeja dan celana panjang dengan songkok berwarna hitamnya. Ini adalah ustadz jaman now. Pak ustadz dan pak lurah cukup lama terdiam. Keduanya sedang berpikir serius seperti mempertimbangkan sesuatu yang sangat berat dan penuh resiko.
“Bagaimana kalau yasinannya kita lakukan setelah shalat isya aja ?” usul pak lurah setelah berpikir matang.
Pak ustadz masih berpikir dan belum memberikan tanggapan.
“soalnya jika kita lakukan sebelum shalat maghrib saya khawatir tidak banyak warga yang datang” tambah pak lurah berusaha membandingkan dua waktu yang biasa mereka gunakan untuk menggelar yasinan bersama warga
“bagaimana kalau kita lakukan diantara waktu shalat magrib dan isya seperti biasanya” ucap pak ustadz balik menyampaikan usul lain karena keberatan dengan usul pak lurah tadi
“begini pak ustadz, yasinan rutin yang biasa kita lakukan pada malam jumat itu didalamnya tidak ada acara tambahan berupa makan-makan apalagi penambahan acara berupa ceramah atau yang lainnya, sedangkan yasinan yang akan kita selenggarakan ini kalau bisa kita adakan acara tambahan sekalipun makanan yang kita santap hanya berupa kudapan dan teh hangat” jelas pak lurah berusaha untuk meyakinkan agar usulnya disetujui dan dapat dipahami oleh pak ustadz sekaligus ketua acara
Pak ustadz manggut-manggut setuju. Pak ustadz menghela napas.
“jadi menurut pak lurah, sebelum acara yasinannya kita gelar kita terlebih dahulu melaksanakan shalat isya berjamaah. begitu kan ?” sahut pak ustadz tanpa beban dan menerima dengan baik usul pak lurah.
“iya, pak ustadz”
Pak lurah tersenyum senang karena menganggap urusan mereka sudah selesai dan sudah mereka sepakati bersama. Pak lurah meraih secangkir tea didepannya
“Ayo disambil pak ustadz !” ajak pak lurah bermaksud...